MitraTribrataNews.my.id-Jakarta - Pernyataan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT), Yandri Susanto, yang menyinggung profesi jurnalis dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) telah menimbulkan gejolak di kalangan wartawan dan aktivis LSM. Aceng Syamsul Hadie, S.Sos., MM, Dosen dan Pemerhati Medsos, menilai pernyataan Yandri Susanto sebagai "blunder besar" dan menyerukan agar Yandri Susanto sebaiknya mundur atau dimundurkan.
"Tidaklah elok dan tidak patut bagi sekelas menteri mengeluarkan pernyataan konyol seperti itu, artinya dia telah memperlihatkan kebodohan atas celoteh kedunguannya," tegas Aceng Syamsul Hadie dalam opini tertulisnya.
Aceng menjelaskan bahwa pernyataan Yandri Susanto yang menuding wartawan dan LSM sebagai pengganggu kepala desa dan pemeras berpotensi menimbulkan diskriminasi dan tindakan intimidasi terhadap wartawan dan aktivis LSM. Padahal, seharusnya kepala desa berinteraksi dengan wartawan dan aktivis LSM sebagai mitra dalam pembangunan desa secara transparan dan akuntabilitas.
"Yandri Susanto seakan tidak memahami betul sistem politik berdemokrasi di Indonesia, dimana wartawan dan LSM memiliki peranan penting dalam membangun transparansi dan akuntabilitas pemerintah baik di pemerintahan pusat sampai daerah termasuk desa," jelas Aceng.
Aceng menegaskan bahwa Yandri Susanto telah melakukan tindakan bodoh, pelecehan, pencemaran nama baik terhadap organisasi kewartawanan dan LSM, serta intimidasi verbal. "Yandri Susanto telah menggunakan kata-kata untuk mengintimidasi, merendahkan, menghancurkan reputasi dan kepercayaan Wartawan dan LSM di mata masyarakat pada umumnya," tegas Aceng.
Pernyataan Yandri Susanto ini telah menimbulkan protes dari berbagai pihak, termasuk dari organisasi kewartawanan dan LSM. Aksi demo pun telah dilakukan di beberapa kota untuk mendesak Yandri Susanto meminta maaf kepada insan pers dan LSM di seluruh Indonesia.
Pewarta: HSR
Redaksi :MitraTribrataNews.my.id
0 Komentar