Blora di Persimpangan Jalan: Menyeimbangkan Pertumbuhan Industri dan Kelestarian Pertanian


Kabupaten Blora tengah berada di persimpangan jalan. Di satu sisi, potensi investasi di sektor industri menjanjikan pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Di sisi lain, Blora dikenal sebagai daerah penghasil pertanian, khususnya jagung, yang perlu dilindungi agar tetap produktif.

 

Kebijakan Zoning:  Kunci Menjaga Keseimbangan

 

Pemkab Blora perlu segera menerapkan kebijakan zoning atau pemisahan wilayah untuk kawasan industri dan pertanian. Hal ini penting untuk menghindari konversi lahan pertanian yang subur menjadi lahan industri. Dengan menentukan area khusus untuk industri dan area yang tetap difokuskan untuk pertanian, pemkab dapat memastikan bahwa sektor pertanian tetap berkembang tanpa terancam oleh perluasan industri yang bisa merusak lahan pertanian produktif.

 

Potensi Investasi dan Tantangannya

 

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Blora telah mengidentifikasi dua lokasi yang menarik perhatian investor, yaitu Kecamatan Ngawen dan Kecamatan Sambong. Kedua kawasan ini diminati untuk pembangunan pabrik rokok dan fasilitas pengolahan minyak.

 

Pengembangan industri di Blora perlu dilakukan dengan hati-hati. Penerapan zoning  sangat krusial untuk memastikan bahwa wilayah penghasil jagung seperti Ngawen dan Sambong tidak akan terdampak oleh pencemaran udara, tanah, atau bahkan terjadinya penggusuran lahan pertanian.

 

Polagrin:  Harapan Baru,  Tantangan Baru

 

Pemkab Blora telah merencanakan pendirian Politeknik Agro Industri (Polagrin) sebagai langkah positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan pertanian. Namun,  Polagrin  harus dirancang dengan cermat agar benar-benar memberikan manfaat maksimal.

 

Pemkab Blora perlu memastikan bahwa kurikulum dan pelatihan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan industri agribisnis yang berkembang. Selain itu, fasilitas dan dukungan untuk riset serta pengembangan teknologi pertanian harus diperhatikan. Tujuannya agar para lulusan dapat berkontribusi langsung dalam meningkatkan hasil produksi pertanian dan memperkuat rantai pasokan agribisnis.

 

Infrastruktur:  Kunci Efisiensi dan Daya Tarik Investasi

 

Pemkab Blora tidak boleh mengabaikan infrastruktur,  terutama jalan yang menghubungkan area pertanian dengan kawasan industri.  Pemkab  harus  menginisiasi  audiensi  bersama  kepala  desa  guna  mencari  solusi  bersama  memperbaiki  infrastruktur  jalan  yang  rusak.  Infrastruktur  yang  memadai  akan  mendukung  distribusi  hasil  pertanian  atau  hasil  industri  yang  lebih  efisien,  sehingga  mendorong  pertumbuhan  sektor  pertanian  dan  industri  secara  bersamaan.

 

Antisipasi Kegagalan Industri:  Langkah Preventif untuk Mitigasi Risiko

 

Pemkab Blora  harus  mempertimbangkan  risiko  kegagalan  industri  yang  bisa  menimpa  warga  yang  bekerja  di  industri  tersebut.  Kejadian  di  Sukoharjo  dengan  pabrik  tekstil  Sritex  yang  gulung  tikar  merupakan  pelajaran  berharga.

 

Pemkab  Blora  perlu  menyiapkan  langkah-langkah  preventif  seperti  penyediaan  pelatihan  keterampilan  tambahan,  pengembangan  sektor  ekonomi  lain  yang  dapat  menyerap  tenaga  kerja,  serta  menjamin  adanya  jaringan  perlindungan  sosial  untuk  mengurangi  dampak  negatif  pada  masyarakat.

 

Mencari Keseimbangan:  Tantangan Menuju Blora yang Sejahtera

 

Pembangunan  di  Blora  perlu  dilakukan  dengan  bijaksana  dan  berkelanjutan.  Pemkab  Blora  sebaiknya  tidak  terburu-buru  mengejar  status  sebagai  kawasan  industri  tanpa  memperhitungkan  aspek-aspek  penting  di  atas.

 

Dengan  menjalankan  kebijakan  zoning  yang  tepat,  mengembangkan  Polagrin  yang  sesuai  dengan  kebutuhan  industri,  memperbaiki  infrastruktur,  dan  mempersiapkan  langkah  preventif  terhadap  risiko  kegagalan  industri,  Blora  dapat  mencapai  pertumbuhan  ekonomi  yang  berkelanjutan  tanpa  mengorbankan  kelestarian  lingkungan  dan  ketahanan  pangan.

 

Redaksi  : MitraTribrataNews.my.id

Pewarta :ALM

0 Komentar

Posting Komentar