Semarang, Minggu (30 Maret 2025) - Bripda Rumaniyah (19), seorang polwan muda asal Tangkil Kulon, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, menorehkan kisah mengharukan tentang tekad kuat dan doa orang tua yang menuntun mimpi menjadi anggota Polri.
Air mata mengalir di pipi Bripda Rumaniyah saat ia berbagi kisah perjuangannya dengan para awak media di sela-sela rakernis SDM Polri di Wisma Perdamaian Semarang. Ia yang berasal dari keluarga kurang mampu masih belum percaya bisa lolos menjadi anggota Polri.
"Awal pendaftaran saya memang sempat pesimis karena memang tidak ada biaya untuk ongkos, dan biaya operasional pendaftaran lainnya," terang polwan berjilbab tersebut.
Keterbatasan ekonomi menjadi tantangan berat bagi Rumaniyah. Ia mengungkapkan kesedihannya saat mengungkapkan niatnya menjadi polisi kepada orang tuanya.
"Bapak bilang itu buat bayar hutang saudara di Wonogiri, sudah diminta boleh dipake dahulu untuk operasional pendaftaran," imbuh polwan berparas manis tersebut.
Namun, tekad kuat Rumaniyah untuk mencapai mimpi menjadi polisi tak mudah dipadamkan. Ia terus berjuang dan mencari jalan keluar dari keterbatasan yang dihadapinya.
Sebelum ujian, ia sempat was-was karena memiliki bekas luka jahitan dan tingginya yang belum mencapai 160 sentimeter. Ia memilih Divisi Teknologi Informasi, meskipun divisi tersebut tidak pernah ia pelajari ketika menenyam pendidikan di SMK Negeri Jawa Tengah.
"Saya menghubungi guru-guru saya waktu SMK untuk membimbing dan memberikan reverensi buku yang kiranya membantu saya dalam ujian masuk Polri, buku itu lalu saya baca dan pahami," terangnya.
Berkat ketekunan dan dukungan dari guru-gurunya, Rumaniyah akhirnya bisa lolos untuk mengikuti pendidikan di SPN Polda Jabar.
"Ya saya sekarang ingin berbakti kepada orang tua nabung buat membelikan mereka rumah," ucap anak ke enam dari tujuh bersaudara tersebut.
Setelah menjadi polisi, Rumaniyah diperkirakan akan mendapatkan gaji dan tunjangan hingga Rp 5 juta lebih. Hal ini akan merupakan berkah besar bagi keluarganya.
Terpisah, Kliwon (62), ayah Bripda Rumaniyah, menyatakan bahwa ia hanya bekerja sebagai buruh tani. "Ya kalau ada kerjaan diminta bertani ya baru dapat bayaran, sehari bisa Rp 60 ribu. Kalau endak ya nggak dibayar," imbuh Kliwon.
Kisah Bripda Rumaniyah menunjukkan bahwa tekad yang kuat, ketekunan, dan doa orang tua dapat menuntun mimpi menjadi anggota polri, Pungkasnya
Pewarta : AM
Redaksi : MitraTribrataNews.my.id
0 Komentar