Dalam kerja sama bisnis, kepercayaan dan komitmen adalah fondasi utama. Namun, PO MT Trans justru memperlihatkan contoh buruk dengan mengabaikan tanggung jawab pembayaran sewa. Padahal, PO MR Trans telah memberikan kepercayaan dengan menyewakan armadanya secara resmi dan profesional.
"Ini bukan soal uang semata, tapi soal integritas dan etika bisnis. Mereka memakai bus kami, mengoperasikan, bahkan mendapat keuntungan, tapi kewajiban tidak dipenuhi. Kami merasa dirugikan dan dikhianati," ujar salah satu perwakilan manajemen MR Trans dengan nada kecewa.
Sikap diam dan tidak kooperatif dari MT Trans hingga saat ini semakin memperkuat dugaan bahwa perusahaan tersebut tidak memiliki itikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana mungkin sebuah PO yang bergerak di layanan publik bisa bersikap tidak bertanggung jawab seperti ini?
Kasus ini menjadi cermin buruk bagi industri transportasi di daerah. Bila tidak segera ditangani, bisa menimbulkan ketidakpercayaan antarperusahaan dan merusak iklim kerja sama yang selama ini terbangun dengan baik.
Pihak PO MR Trans berharap agar MT Trans segera menyelesaikan tunggakan pembayaran dan memberikan klarifikasi secara terbuka. Masyarakat pun layak tahu bagaimana sikap perusahaan yang beroperasi di sektor jasa dan mengandalkan kepercayaan publik.
Hingga berita ini diterbitkan, PO MT Trans belum memberikan tanggapan resmi, bahkan cenderung menghindar dari upaya komunikasi yang dilakukan pihak MR Trans.
Pewarta : FM/AM
0 Komentar