Jember, Mitra Tribrata News - Di Kabupaten Jember, janji politik sering lebih tahan lama dibanding aspal jalanannya. Dari Pilkada ke Pilkada, masyarakat terus dijanjikan pupuk lancar, sekolah gratis, dan jalan desa yang mulus. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan hal sebaliknya: petani tetap antre pupuk, murid belajar di ruang reyot, dan ban motor kerap terperosok di kubangan, Rabu 28/05/25.
Kini, pasangan Muhammad Fawait dan Djoko Susanto datang dengan slogan “Kerja Nyata, Jember Hebat.” Mereka dilantik dengan harapan besar—bukan hanya karena nama besar, tetapi karena masyarakat mulai lelah dengan pemimpin yang gemar tampil di media sosial, namun minim solusi.
100 Hari: Arah Baru Mulai Terbaca
Seratus hari pertama mereka menjabat ibarat gladi resik sejarah: akankah Jember benar-benar bergerak menuju era pemerintahan yang berpihak pada rakyat, atau sekadar berganti aktor dalam drama politik yang sama?
Selama rentang waktu tersebut, Bupati Fawait dan Wakil Bupati Djoko meluncurkan sejumlah program lintas sektor—kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan infrastruktur. Respons masyarakat pun cukup menggembirakan. Gaya kepemimpinan "sambang rakyat", yakni turun langsung ke desa untuk mendengar keluhan warga, menjadi ciri khas mereka.
Berikut empat bidang prioritas yang mereka garap dalam 100 hari pertama:
1. Kesehatan: Menuju Cakupan Universal
Gebrakan awal mereka adalah meluncurkan Program Universal Health Coverage (UHC) bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Program ini memastikan seluruh warga Jember yang tercatat dalam data kependudukan bisa mengakses layanan kesehatan melalui dana PBI daerah.
2. Pendidikan: Beasiswa dan Sekolah Rakyat
Sebanyak 20.000 beasiswa disalurkan untuk mahasiswa dari keluarga kurang mampu, mencakup biaya kuliah dan biaya hidup. Selain itu, Pemkab Jember juga meluncurkan program Sekolah Rakyat, yang ditujukan untuk memperluas akses pendidikan di wilayah terpencil.
3. Ekonomi & Infrastruktur: Petani dan Jalan Jadi Prioritas
Untuk mendukung sektor pertanian, Pemkab membentuk tim verifikator pupuk subsidi agar distribusi tepat sasaran. Koperasi Merah Putih juga didirikan untuk menggerakkan ekonomi pedesaan dan menjadi mitra Bulog dalam penyerapan gabah.
Di bidang infrastruktur, anggaran yang semula direncanakan untuk pembelian mobil dinas dialihkan untuk perbaikan jalan rusak, merespons keluhan masyarakat yang selama ini diabaikan.
4. Pelayanan Publik: Digitalisasi dan Akses Mudah
Pemkab meluncurkan platform pengaduan masyarakat bernama WADUL GUSSE yang dapat diakses 24 jam. Sejak diluncurkan pada 14 Maret 2025, sudah tercatat 1.313 aduan, dengan 711 di antaranya telah ditindaklanjuti. Selain itu, biaya retribusi parkir pinggir jalan dibebaskan hingga Agustus 2025 sebagai bentuk dukungan ekonomi warga.
Kepuasan Tinggi, Tapi PR Masih Banyak
Survei yang dilakukan The Republic menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap Fawait-Djoko mencapai 82,8%, sementara kepuasan terhadap program pengentasan kemiskinan mencapai 83,1%. Meski begitu, tantangan masih membentang: distribusi pupuk yang belum sepenuhnya merata, peningkatan kualitas pendidikan, dan pembenahan infrastruktur di daerah pinggiran menjadi PR besar.
Arah Sudah Ada, Konsistensi Jadi Kunci
Seratus hari memang belum cukup untuk menilai hasil akhir, tapi cukup untuk membaca arah angin. Jika Fawait dan Djoko benar-benar ingin mencatat sejarah, langkah besar harus dimulai dari menundukkan ego birokrasi, menyambungkan suara rakyat ke dalam sistem, dan menggunakan kekuasaan sebagai alat untuk melayani, bukan panggung untuk tampil.
Rakyat Jember tak butuh pemimpin yang sering tampil, tetapi yang benar-benar hadir. Dan dalam seratus hari ini, Fawait-Djoko telah menunjukkan niat baik yang diterjemahkan dalam langkah nyata.
Namun, keberlanjutan dan kedalaman program kerja akan menjadi ujian sesungguhnya. Pertanyaan utamanya kini:
“Apakah arah pembangunan ini bisa ditempuh dengan kecepatan yang konsisten dan solusi yang menyentuh akar masalah?”
Jika tidak, semua ini bisa saja berakhir seperti pesta kembang api: meriah di awal, padam sebelum fajar.
Reporter: Slamet Raharjo
0 Komentar