Tulang Bawang, 18/05/25 -Di tengah derita petani yang semakin sulit mendapatkan pupuk subsidi, sebuah skandal memalukan terjadi di Kabupaten Tulang Bawang. Seorang pemilik kios bernama Hendri, yang menjalankan usaha di bawah nama Gapoktan Sinar Laut Berkarya, diduga melakukan manipulasi data e-RDKK dengan mencantumkan kelompok tani sebagai petani jagung, padahal fakta di lapangan menunjukkan bahwa petani jagung di Tulang Bawang sangat minim dan tidak signifikan jumlahnya.
Lalu, mengapa pengajuan pupuk berbasis data fiktif tersebut bisa lolos di Dinas Pertanian? Apakah ini hanya kelalaian atau bagian dari skema kecurangan yang lebih luas? Kami curiga ada keterlibatan oknum dalam birokrasi pertanian.
Manipulasi ini berdampak langsung pada akses petani asli terhadap pupuk subsidi, karena jatah pupuk yang seharusnya diberikan kepada kelompok tani yang benar-benar membutuhkan, justru dialihkan ke kelompok fiktif demi keuntungan pribadi.
Yang lebih memalukan, laporan resmi terhadap dugaan ini sudah disampaikan ke kepolisian—tetapi hingga hari ini, tidak ada tindakan nyata.
Tidak ada pemanggilan, tidak ada penyidikan, bahkan sekadar klarifikasi pun tidak dilakukan. Aparat penegak hukum di Tulang Bawang memilih diam.
Apakah hukum hanya berlaku bagi rakyat kecil?
Apakah mafia pertanian sudah membeli keadilan di Tulang Bawang?
Kami menuntut:
1. Kapolres Tulang Bawang segera menjelaskan secara terbuka alasan laporan ini mandek. Siapa yang dilindungi?
2. Dinas Pertanian wajib membuka secara publik data e-RDKK yang diajukan Gapoktan Sinar Laut Berkarya. Tunjukkan bukti bahwa petani jagung itu benar-benar ada!
3. Segera audit semua data dan proses distribusi pupuk subsidi di wilayah Tulang Bawang, terutama yang melibatkan Gapoktan tersebut.
4. Pemeriksaan mendalam terhadap pejabat dan pihak-pihak yang menandatangani dan meloloskan data manipulatif tersebut.
Ini bukan hanya soal data. Ini tentang pengkhianatan terhadap petani, penyalahgunaan subsidi negara, dan pembiaran aparat terhadap kejahatan terorganisir.
Jika tidak segera diusut, maka kami akan anggap negara telah gagal melindungi petani dan membiarkan mafia berkuasa.
Kami tidak akan diam. Rakyat sudah muak. Petani bukan alat untuk dipermainkan demi kepentingan pribadi.
Pewarta : ANDR/ Red
0 Komentar